Kadang kala manusia terlalu taksub dengan kepercayaan masing - masing sehingga melupakan atau pura - pura terlupakan inti sebenar dari ajaran yang dianuti. Kata - kata bijaksana, dakwah sana sini, itu dosa, ini salah, kononnya kaulah yang paling benar, kaulah yang paling taat, kaulah manusia lindungan Yang Maha Kuasa dan kaulah yang mendapat rahmat dan hidayah dariNya. Baiklah, kalaupun benar kaulah manusia paling beriman di seluruh alam semesta sekalipun, namun itu bukanlah merupakan tiket untuk kau merendahkan, mempergunakan dan mengabaikan manusia lain, yang menurut kau mungkin kurang beriman. Ye lah, orang lain jahat, kau seorang je yang baik. Dan ingatlah, manusia yang mungkin imannya kurang, yang mungkin berusaha mencari jalan yang benar dan memperbaiki diri setiap hari, kadang kala mempunyai hati yang lebih bersih. Dia mungkin mempunyai urusan yang harus diselesaikan dengan Yang Maha Esa, tetapi bukankah urusan sesama manusia itu lebih sulit untuk diselesaikan? Adakah menyakiti hati manusia itu disukai oleh Sang Pencipta? Bukankah berbuat baik dan menghormati sesama manusia juga termasuk dalam mentaati dan menuruti perintahNya? Manusia memang tidak pernah sempurna dan manusia juga tidak pernah puas dan bersyukur. Yang jahat, dihina. Yang baik, difitnah. Yang berusaha menjadi baik, diperlekehkan, dipersendakan. Yang berusaha menjadi jahat, diumpat. Mahu apa lagi? Ah! Urusan kebersihan hati lebih sulit untuk dijaga daripada mengurus kebersihan tandas awam Pasar Seni.
No comments:
Post a Comment